To be a leader, why not?

Menjadi pemimpin, kenapa enggak?

We often think that to be a leader is not for us, it’s not our destiny. Because as a leader, we have a really great responsibilities and tasks. Kita harus siap untuk menanggung segala resikonya, baik yang positif maupun negatif. Menjadi pemimpin juga harus memiliki rasa percaya diri dan menjadi teladan bagi anggota di bawahnya. Ia adalah orang yang dapat dipercaya to make a right decision.

Most of all think that to be a leader because of these reasons:

  • Dilahirkan dan memiliki bakat menjadi seorang pemimpin pada orang-orang tertentu
  • Pemimpin itu sok and rada-rada sombong
  • Menjadi pemimpin itu tidak menyenangkan, tapi membebankan.
Yaa that's all the most reasons from people.


You know what? When i wrote the title of this post, i just remembered something. A story about a person in Holy Bible. Musa, dialah yang kumaksud. Dia pernah ditugaskan oleh Allah untuk menjadi pemimpin bagi bangsa Israel untuk keluar dari tanah Mesir. 
Seperti diceritakan di kitab Keluaran 3-4 "Musa diutus Tuhan"

Tapi, banyak alasan yang diungkapkan Musa kepada Tuhan supaya ia tidak menjadi pemimpin. Just like us, right? We always have many reasons when we chose to be a leader. "Aku kan cuma orang biasa, bukan siapa-siapa, enggak pantes dong jadi pemimpin!" begitulah biasanya kata orang. But, you know what? Musa pun juga seorang yang biasa, sangat biasa. Pekerjaannya sehari-hari hanya menggembalakan domba, not more.

These are exactly what Moses reasoned and God's answers:


  1. Kel.3:11 > Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" 
  2. Kel.3:13 > Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? - apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
  3. Kel.4:1 > Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: Tuhan tidak menampakkan diri kepadamu?"
  4. Kel.4:10 > Lalu kata Musa kepada Tuhan: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."
  5. Kel.4:13 > Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus."
How many times did Moses reasoned? Five times! Dia terus beralasan bahwa ia tidak bisa, takut tidak dipercaya orang Israel, tidak sanggup dan tidak pintar bicara.
Tapi ia tidak sadar bahwa Tuhan, Allahnya selalu menyertainya dan telah menaruhkan perkataan pada lidahnya. Maka pada alasan terakhir Musa, bangkitlah murka Tuhan.
Begitu pun kita, sering tidak menyadari bahwa Tuhan beserta kita. Tidak ada hal yang mustahil jika Tuhan ikut campur, maka Ia akan memudahkan segalanya. Dan akhirnya Musa pun menyerah dan mengikuti perintah-Nya.

Saat kita dipilih menjadi pemimpin, maka itu berarti:
  • Sebuah amanah / pesan dari Tuhan
  • Menjawab kebutuhan zaman / dunia
  • Sebuah tanggung jawab
  • Tuhan memberikan kita kemampuan / talenta untuk memimpin
  • Kita mengubah mindset (pola pikir) dan berlatih

Seorang pemimpin itu...

~ bukan orang biasa-biasa, tapi luar biasa. Not ordinary but extra ordinary.
~ inisiator -> memiliki inisiatif, memulai duluan sebelum diperintahkan/disuruh, memulai bermimpi, berpikir & beride, bekerja, hubungan, dan melayani orang.
~ inspirator -> teladan dalam melayani, menghargai, mengasihi, dan berkorban.
~ komunikator ulung -> pembicara
~ punya kepercayaan diri yang tinggi
~ memberdayakan anggota tim -> tahu apa yang harus diperintahkan
~ pembuat keputusan (decision maker)


So... from all of this, you will change your opinion about to be a leader, won't you? I will too. God always bless and be with us! =)

Comments

Popular Posts